Laman Ball Thai Stand menyebutkan bahwa AFC telah mengirimkan pemberitahuan kepada FAT Federasi Sepak Bola Thailand tentang penerapan penalti tambahan. AFC menyebut hukuman FAT dan PSSI belum cukup.
"AFC meninjau video tersebut dan menemukan banyak pelanggar yang tidak dihukum," BTS mengutip sumber dari FAT. "AFC akan mengeluarkan denda tambahan bagi mereka yang terlibat dengan denda FAT dan PSSI."
Di pihak Thailand, FAT sedang menjelaskan detailnya untuk memastikan hukuman yang mereka berikan sesuai. Namun hal itu tidak mengubah keputusan AFC untuk mengeluarkan penalti tambahan.
Final sepak bola putra SEA Games 32 Phnom Penh (Kamboja) pada 16 Mei malam berakhir dengan kemenangan 5-2 Indonesia atas Thailand setelah 120 menit. Namun, sorotan terbesar adalah fakta bahwa anggota kedua tim bergegas bertarung dua kali di penghujung babak kedua dan di awal perpanjangan waktu pertama.
Peristiwa tersebut menyebabkan citra sepak bola di Thailand, Indonesia khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya memburuk. Sehari setelah pertandingan, FAT harus memposting permintaan maaf atas insiden tersebut dan pada 23 Mei, FAT mengeluarkan penalti resmi.
Oleh karena itu, pelatih kiper Prasadchok Chokmoh, asisten pelatih Phatrawut Wongsripuek dan ofisial tim Mayid Madada dilarang bekerja untuk tim nasional selama satu tahun. Dua pemain yang terlibat perkelahian itu, penjaga gawang Sohonwit Rakyath dan pemain pengganti Teerapak Pruengna, dilarang bermain untuk tim nasional selama enam bulan. FAT mengaku bersikap lunak terhadap kedua pemain tersebut karena masih muda dan telah mengeluarkan permintaan maaf pasca kerusuhan.
Sedangkan PSSI tidak mengeluarkan denda apapun. "Mengapa kita harus menghukum para pemain?", Presiden PSSI Thohir bertanya kepada wartawan Indonesia saat konferensi pers di Jakarta pada sore hari 24 Mei. "Tentu saja, kami akan memperbaikinya. Tapi pada dasarnya, saya pikir itu hanya tindakan spontan ketika diprovokasi dan dapat ditoleransi."
Source: vnexpress.net